Mengajarkan Anak Untuk Menutup Aurat
Bersama Pemateri :
Ustadz Abdullah Zaen
Mengajarkan Anak Untuk Menutup Aurat adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan tentang cara mendidik anak secara Islami (fiqih pendidikan anak). Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abdullah Zaen, M.A. pada 23 Dzul Hijjah 1439 H / 04 September 2017 M.
Download mp3 kajian sebelumnya: Pendidikan Seksual Untuk Anak
Pada pertemuan sebelumnya kita telah menyampaikan bahwa bukan merupakan sesuatu yang tabu untuk berbicara tentang pendidikan seksual. Terutama seandainya pembicaraan itu sesuai dengan aturan Islam, bukan sesuai dengan definisi orang-orang yang anti terhadap ajaran Islam.
Adanya orang yang berbicara tidak benar tentang pendidikan seksual, adanya orang yang berlebihan untuk membahas tentang pendidikan seksual sehingga mereka menyimpang dari ajaran Islam, adanya orang-orang tersebut tidak menghalangi kita untuk membahas tema ini dengan pembahasan yang benar sesuai dengan ajaran Islam. Justru ketika ada orang-orang yang tidak benar saat membahas masalah ini, kita harus tunjukan pembahasan yang benar itu seperti ini. Jangan malah kita mundur dan tidak menyampaikan sesuai dengan apa yang diajarkan dalam agama kita. Sehingga kita akan temukan perbedaan yang sangat jauh antara metodologi penyampaian pendidikan seksual yang dicetuskan oleh orang-orang yang anti Islam dengan metodologi pendidikan seksual yang diajarkan didalam agama kita.
Alhamdulillah agama kita adalah agama yang sangat sempurna. Masalah pendidikan seksual pun juga ternyata dibahas dalam agama kita. Kita sebagai seorang muslim perlu untuk terus menggali ajaran agama kita, mengetahui, mempelajari apa yang belum kita ketahui.
Pada pertemuan sebelumnya kita telah membahas beberapa arahan global untuk membantu orang tua memberikan edukasi yang benar tentang pendidikan seksual ini kepada anak. Kita telah sampaikan poin yang pertama dan poin yang kedua. Adapun poin yang ketiga adalah:
3. Latihlah Anak Untuk Menutup Aurat
Kata aurat berasal dari bahasa Arab. Artinya secara bahasa adalah sesuatu yang tercela kalau kelihatan. Sehingga orang yang kelihatan itu merasa malu. Adapun dalam istilah fiqih, aurat adalah anggota badan yang tidak boleh ditampakkan oleh laki-laki atau perempuan kepada orang lain. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ا يَنْظُرُ الرَّجُلُ إِلَى عَوْرَةِ الرَّجُلِ وَلَا الْمَرْأَةُ إِلَى عَوْرَةِ الْمَرْأَةِ وَلَا يُفْضِي الرَّجُلُ إِلَى الرَّجُلِ فِي ثَوْبٍ وَاحِدٍ وَلَا تُفْضِي الْمَرْأَةُ إِلَى الْمَرْأَةِ فِي الثَّوْبِ
“Tidaklah (boleh) seorang laki-laki melihat aurat laki-laki, dan perempuan melihat aurat perempuan, dan tidaklah (boleh) seorang laki-laki bersatu dengan laki-laki lain dalam satu baju. Dan tidaklah (boleh) seorang wanita bersatu dengan wanita lain dalam satu baju.” (HR. Muslim)
Laki-laki tidak boleh melihat auratnya laki-laki, apalagi laki-laki melihatnya auratnya perempuan. Begitu pula perempuan tidak boleh melihat auratnya perempuan, apalagi perempuan melihat auratnya laki-laki. Karena akan lebih membangkitkan syahwat. Laki-laki, melihat auratnya laki-laki saja tidak boleh karena bisa membangkitkan sesuatu yang membahayakan. Apalagi laki-laki melihat auratnya perempuan, ini lebih berbahaya lagi.
Dari sini kita mengetahui kekeliruan pemahaman sebagian orang yang mengira bahwa laki-laki boleh melihat auratnya sesama laki-laki. Itu tidak bener. Didalam agama kita, laki-laki pun tidak boleh melihat auratnya laki-laki. Sebagaimana perempuan juga tidak boleh melihat auratnya perempuan.
Dan dari aturan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam ini dipraktekkan, maka kita akan bisa dengan izin Allah membendung gerakan yang sedang digencarkan dizaman kita ini yaitu gerakan LGBT yang membolehkan laki-laki berhubungan badan dengan laki-laki dan perempuan dengan perempuan.
Ketika ada laki-laki suka sama perempuan, perempuan suka sama laki-laki, itu wajar. Berarti kalau ada laki-laki suka sama laki-laki itu yang tidak wajar. Yang wajar adalah laki-laki suka perempuan, perempuan suka dengan laki-laki. Tapi sesuatu yang tidak wajar itu bisa terjadi ketika aturan Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak dipraktikkan. Sehingga sering terjadi kejadian-kejadian awal laki-laki suka dengan laki-laki, perempuan suka dengan perempuan adalah ketika dia melihat aurat terbuka sesama jenisnya.
Dia berfikir bahwa itu hal yang biasa. Dianggap itu biasa padahal Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang hal tersebut. Ketika itu dianggap biasa, lama-lama ada ketertarikan menyalahi kodratnya. Yang awalnya normal laki-laki suka dengan perempuan, karena setiap hari dia disuguhi auratnya laki-laki, akhirnya jadinya yang normal itu berubah menjadi tidak normal. Bahkan sampai taraf bukan hanya saja dia suka sama laki-laki, sampai dia tidak suka sama perempuan. Sehingga maaf, ketika dia berumah tangga ia dingin dengan istrinya sendiri. Itu salah satu yang memang dibidik dari propaganda yang sekarang sedang gencar-gencarnya.
Maka ketika kita kembali kepada perintah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ajaran Islam. Kita akan temukan betapa luar biasanya ajaran Islam didalam menghalangi, di dalam membentengi manusia dari perilaku-perilaku yang tidak baik tersebut.
Yang namanya batasan aurat, itu hanya ada dalam diri manusia dan tidak berlaku kepada binatang. Jadi tidak perlu ada sapi kemudian ditutup uratnya. Karena binatang tidak kenal malu.
Maka manusia tidak boleh seperti binatang. Manusia diberi oleh Allah subhanahu wa ta’ala diberi rasa malu didalam hatinya. Seandainya manusia menghilangkan rasa malu itu dalam dirinya, maka jangan salahkan ketika dia akan seperti binatang atau bahkan lebih parah dari binatang.
Simak penjelasannya pada menit ke-15:24
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/45480-mengajarkan-anak-untuk-menutup-aurat/